Tuesday 21 June 2016

Ke Manapun Kalian Pergi, Ingatlah...

Found this writing in my drafts. It has been there too long, for over a year. Here it is, I'm going to finally let this one published.

Bandung, 22 Januari 2015 22:20


Tidak tahu kenapa, malam ini tiba-tiba saya sedang ingin mengenang masa-masa yang dulu pernah saya lalui bersama teman-teman saya. Malam ini saya menonton video yang dibuat ketika kami kuliah tingkat dua. Waktu itu kami begitu akrab, begitu terlihat bersama, begitu akrab... Walaupun hingga saat ini kami masih berteman, kebersamaan yang dulu pernah ada itu seolah sulit untuk terulang kembali. Kesibukan, prinsip, dan keegoisan menjadi beberapa alasannya.

Dalam video itu kami membahas isi sebuah novel. Kemudian kami berakting seolah sedang berdiskusi di kelas kami, di lantai tiga Gedung Kuliah Baru, tempat kami untuk pertama kalinya dipertemukan. Lucunya, dalam video itu juga kami membuat tulisan ‘Ke manapun kalian pergi, ingatlah, kita pernah bahagia di sini’ yang merupakan salah satu kutipan di dalam novel tersebut. Anyway, seperti firasat, bukan?

Teman, jangan lupakan yang pernah kita lalui bersama. Kenangan itu akan jadi hiburan kita di masa yang akan datang. Kenangan itu sebagai pengingat bahwa kita pernah tertawa dan kesal bersama. Maafkan kesalahan yang tidak disengaja, khususnya saya sendiri, maafkan ketidakpekaan di antara kita yang akhirnya membawa kita pada sebuah persimpangan jalan dan kita pun memilih jalan kita masing-masing.

“Ke manapun kalian pergi, ingatlah, kita pernah bahagia di sini.”

Tuesday 19 April 2016

Diklat Prajabatan PLN Angkatan 49 (Part 1)

Hampir lima bulan saya tidak bertemu dengan keluarga di rumah demi menunaikan kewajiban sebelum menjadi seorang pegawai PT PLN (Persero). Selama itu pula saya mendapat banyak sekali pengalaman baru. Alhamdulillah setelah lima bulan itu akhirnya kami mendapatkan penempatan kerja kami masing-masing. Saya ditempatkan di Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat bersama tiga orang teman saya yang berasal dari Bandung.

Baiklah, mari kita coba putar waktu mulai dari sekitar pertengahan bulan November 2015.

1. Penjelasan Diklat dan Penandatanganan Kontrak - 1 hari (pertengahan November 2015)
Setelah diumumkan nama-nama peserta yang lolos tahap wawancara, kami diundang untuk menghadiri penjelasan diklat dan penandatangan kontrak di kantor Disjabar di jalan Asia Afrika, Bandung. Di sana kami dijelaskan mengenai apa saja yang akan kami lakukan selama masa diklat prajabatan, yang pada saat itu diperkirakan akan berlangsung selama 7 - 12 bulan.

Setelah penjelasan diklat, kami melakukan penandatanganan kontrak, di antaranya kontrak bahwa kami bersedia ditempatkan di mana saja di seluruh Indonesia, bersedia tidak menikah selama masa diklat prajabatan, bersedia terikat selama 5 tahun dengan PLN (kalau keluar harus bayar penalti, Rp 75 juta untuk D3 dan Rp 90 juta untuk S1), dan bersedia tidak menikah dengan sesama pegawai PLN.

2. Kesamaptaan - 10 hari (minggu terakhir November 2015)
Saat itu adalah malam minggu. Saya sibuk mengepak baju saya ke dalam koper 21" dan satu ransel. Barang-barang yang saya bawa antara lain kemeja putih, celana panjang hitam, kerudung hitam, handuk, baju tidur, sepatu pantopel hitam, sepatu olahraga, stelan training, alat mandi, obat, serta gadget.

Keesokan paginya, hari Sabtu yang masih gelap gulita, sekitar pukul 4, saya berangkat ke kantor Disjabar. Dan ternyata masih sepi banget, guys, HAHA. Sekitar pukul 6, peserta diklat sudah berkumpul di Disjabar dan bersiap menuju lokasi kesamaptaan di Pusdikajen, Lembang. Sekitar pukul setengah 7, tiga bis meluncur dari jalan Asia Afrika menuju Lembang. Tidak lama berselang, kami sampai di Pusdikajen. Hari itu hari minggu, kegiatan kesamaptaan belum resmi dibuka.

Hari itu kami baru dibagikan setelan mirip hansip hijau-hijau, topi, ikat pinggang + botol minum, sepatu boot + 2 pasang kaos kaki hitam, 1 buah ember yang berisi sendal jepit, semir dan sikat sepatu, mie instan, sendok, beras. Setelah itu kami dibagi kelompok, saat itu saya termasuk dalam kompi B pleton 2, atau kami biasa menyebutnya pleton B2. Hari itu para komandan belum menunjukkan taring mereka, mereka berdalih bahwa kesamaptaan belum resmi dibuka, jadi kami masih bisa sedikit bersantai.

Benar saja, keesokan harinya neraka yang sesungguhnya baru dimulai. Kegiatan selama kesamapataan yang paling melelahkan itu seperti jalan jongkok, jongkok-berdiri-jongkok-beridiri, dan makan cepat. Di sana acara makan-makan menjadi sangat horor karena kami harus makan sangat cepat dengan porsi makanan yang bisa dibilang cukup banyak. Lauk makanan semenggiurkan apapun sama sekali tidak terasa karena hampir setiap hari makanan yang kami makan dihabiskan dengan tanpa dinikmati oleh lidah, melainkan asal masuk saja ke perut. Kalimat "Dorong pakai air!" yang diteriakkan para komandan menjadi teman makan kami selama di sana.

Kegiatan yang paling mengasyikkan yang saya ingat adalah simpur (simulasi tempur). Di situ pertama kalinya saya bermain paint ball. Cukup mendebarkan bagi saya karena katanya bila tertembak musuh, pelurunya itu sakit bukan main. Untung saya tidak pernah mati tertembak. Saya mati karena musuh berhasil merebut bendera kami lebih dulu dan di kesempatan berikutnya saya terkena freeze oleh musuh.

Selama kesamaptaan kami diajarkan banyak lagu yang di antaranya bahkan terus dinyanyikan hingga akhir penutupan diklat prajabatan. Beberapa lagu dari Pusdikajen di antaranya:

Derap langkah nan gagah perkasa
Seirama dan satu suara
Sambil bernyanyi lagu hura-hura
Itulah kami siswa PLN
Ayun kakimu kiri dan kanan (kiri kanan)
Atur langkah jaga kerapihan
Jangan sampai merusak barisan
Banjar dan shafnya harus diluruskan 2x


Selamat tinggal kekasihku
Aku pergi tak kan lama
Hanya 10 hari saja
Kita pasti berjumpa pula
Oaeooo oaeooo oaeo oaeo (oaeo) 2x
Dari segala penjuru
Kami datang tuk bersatu
Siang malam tak terasa
Suka duka di Pusdikajen
Oaeooo oaeooo oaeo oaeo (oaeo) 2x


Sepuluh hari ku di Pusdikajen
Kami datang dengan keyakinan
Dididik dibina ditempa
Tuk jadi PLN yang jaya (hahaha)
Walau beda suku ras agama
Susah senang kita sama-sama
Satukan tekad dan tujuan
Tuk jadi PLN yang jaya (hahaha)


PLN beraksi walau panas terik matahari
Berjuta kali PLN beraksi bagiku itu langkah pasti
Hari-hari esok adalah milik kita, PLN kebanggaan negara
Gegap gempita kami PLN yang selalu semangat lima-lima
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu, lagu kemenangan
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu, lagu kemenangan

Bersambung.