Tuesday 24 December 2013

Hari Ini di Hilarious

18:45
Arloji di pergelangan tangan kiriku menunjukkan angka-angka itu.
Aku mengecek kembali ponselku. Masih belum ada pesan dari Sid.
“Mana sih, katanya bakal ada seseorang yang jemput aku.”
Tiba-tiba ponselku bergetar.
“Hal...”
“Tunggu di sana lima menit lagi, Benji tadi kejebak macet. Oke?”
Tut tut tut...
Ih ni anak semaunya banget sih nutup telepon. Tunggu, apa dia bilang? Benji?!
Aaah Benji mau jemput gue. Dan gue samasekali nggak kepikiran yang jemput gue itu dia. Gue pikir si Sid yang ke sini.
Aduh penampilan gue nggak banget. Benji kan biasa jalan bareng Cessa yang selalu keliatan mewah. Aduh Siiid, kenapa elo nggak ngasih tau dari awal sih? Paling nggak gue bakal dandan sedikit kalo gue tau Benji yang bakal ngejemput.
Sebuah sedan hitam berhenti tepat di depanku. Sesosok pria jangkung keluar dari kursi kemudi. Benji terlihat sangat mengesankan dengan wajahnya yang selalu terlihat...ganteng. Hah, selamat ya Bulan, kamulah pemilik pangeran berkuda putih ini.
Aku tersadar dari lamunanku ketika tiba-tiba ia berjalan ke arahku dan mencoba membukakan pintu mobil untukku.
“Eh nggak usah. Ntar Bulan ngambek, lagi.” Aku buru-buru mencegahnya.
She’s not that type of girl.” Seulas senyumnya membuatku mematung dan aku membiarkannya membukakan pintu mobil.
“Makasih ya udah mau jemput gue. Gue pikir Sid yang ke sini.”
“Dia lagi sibuk, jadi nggak bisa jemput.”
“Oh gitu. Pantesan tadi dia nelepon gue buru-buru banget.”

Parkiran Hilarious
19:07
“Sepi amat.” Aku mengernyitkan dahi begitu keluar dari mobil Benji dan melihat parkiran Hilarious yang kosong. Tidak ada motor Sid, mobil Rama juga tidak kelihatan.
“Yakin?” tanya Benji dengan nada misterius.
DOR DOR DOR!
Bunyi balon pecah disertai kertas warna-warni yang jatuh entah dari mana membuatku kaget. Aku memandang ke sekeliling dan menemukan Sid, Rama, Eva, Lando, Chokie, Aida, Julia, dan Bulan keluar dari persembunyian mereka sambil menyanyikan lagu keramat yang sangat populer dinyanyikan ketika tanggal kelahiran tiba. Benji yang tadinya berdiri di sampingku ikut bergabung dengan mereka dan ikut menyanyikannya.
Aku memandang mereka semua dengan terharu. Aku sangat terkesan denga kejutan yang katanya dirancang oleh Sid ini.

Makasih banyak! Aku bakal ingat terus momen di parkiran ini. Bakal aku tulis di buku catatan unik yang Bulan hadiahkan untukku. Aku tidak tahu apa namanya. Buku itu berupa kertas-kertas bergambar lucu yang kayaknya sayang banget untuk ditulisi.

“Yuk masuk.” Ajak Rama, sang pemilik kafe Hilarious.
“Tunggu, kafe lo kayaknya ada yang berubah ya?” aku terdiam sejenak memperhatikan bangunan Hilarious.
“Se-tidak-ngeuh itukah elo?” Sid mencibir komentarku.
“Ya ampun! Ijo! Hilarious jadi warna ijo ya?!” aku berteriak histeris.
“Kak Sid yang ngecat ini lho, Kak,” bisik Bulan padaku. “Atas izin kak Rama,” tambahnya sambil tersenyum.
Lagi, gue harus bilang, makasih banyak! Aku suka banget!

Hilarious
Acara makan-makan akhirnya selesai. Tiba-tiba Sid menghampiriku dan memberikan sebuah kado berukuran besar kepadaku. Aku bertanya-tanya apa isinya. Pasti bukan hal yang biasa lagi. Kapan sih mereka bertindak wajar dan biasa? Ah, senang banget punya teman-teman seperti mereka.
“Jangan harap elo bisa langsung ngedapetin kadonya setelah elo membuka ini.” Sid tersenyum jahil ketika aku sedang membuka satu demi satu selotip yang direkatkan dengan rapi di atas kertas kado ini.
“Pasti bukan elo yang ngebungkus ini,” kataku pada Sid yang langsung mengiyakannya.
Benar saja, di dalam situ sama sekali bukan ‘kado’ yang aku temukan, melainkan ‘barang-barang’ dengan bungkus kado yang sama yang masih harus kubuka.
Aku menoleh ke arah semua teman-temanku di ruangan ini. Kutatap mereka satu per satu.
“Kenapa?” Lando si pendiam akhirnya memecah keheningan.
Thanks banget. Gue nggak tau harus ngomong apa lagi,” jawabku.

Sekali lagi aku harus bilang, makasih banyak. Makasih untuk waktu yang udah kalian sisihkan untuk mempersiapkan semua ini. Makasih untuk perhatian kalian tentang temanmu yang ‘pelupa’ ini. Aku bakal inget terus hari ini. Hilarious, parkiran, tanah hijau. Teka-teki unik yang udah kamu siapin di sela-sela waktu kamu yang padat. BIG THANKS. BFF.


NB: Cessa, Surya, kalian kapan pulang dari Amerika? Gue kangen kalian. Makasih banyak untuk ide dan gambarnya. Tinggal di Amerika bikin kalian jadi kreatif ya, ngiri deh gue. Hahaha...