Di salah satu mobil yang mengular, kegelisahan
karena lapar yang menguji kesabaran
Pemuda berkaus polo lengan pendek memaki padatnya
jalanan di depannya. Hampir satu jam mobilnya tak beranjak ke manapun, sedikitpun. Ditambah lagi kegelisahan karena lapar yang melanda, perutnya
seakan tidak mau berkompromi lagi karena sejak siang majikannya tidak menyuplainya
makanan sesendokpun. Andai saja ada tukang asongan menjajakan cemilan. Sialnya ini jalan tol yang kiri kanannya bukit beton.
Sidharta menyandarkan kepalanya yang mulai pening,
antara karena kemacetan dan kelaparan.
Kalo
macet kayak gini terus, main hape sampe rabun juga bisa. Bersihin notif ah. Eh
tunggu dulu, kali aja ada yang penting.
10 Unread Mails.
Dropbox.
lina@jobstreet.com.
Kenapa
lo malas banget unsubscribe email ini, sih, Sid!
Change.org.
Mandiri Online.
Julia.
Sid terlonjak dari dudukannya, hampir saja ia
meninju klakson di depannya.
“Julia?” gumam Sid pelan. Julia yang itu?
Tidak sabar ia membuka email yang mengejutkan itu. Walaupun
sudah sekian tahun tidak saling mengabari, dengan tega ia mengutuki subjek
pesan dari Julia.
Apaan
dah ni anak bikin subjek alay banget.
Kedua ujung bibirnya tidak mampu menahan senyum
lebar. Matanya berbinar-binar. Meski sudah selesai ia baca sampai habis seluruh
isi pesan itu, ia kembali membacanya ulang dari atas, seolah ingin memastikan
kalimat barusan yang dibacanya itu bukan halusinasi akibat penat kemacetan dan rasa
lapar yang tidak tertahankan.
Jules... ngapain gue harus pura-pura, sih.
Seulas senyum jahil dan sorot mata licik tiba-tiba
mengembang di wajahnya.
Kepada: Julia
Apa kabar?Lama ga ketemu, tinggal di mana sekarang?Sibuk apa lo sekarang?
Jules, Jules... instead of saying those greetings, elo malah nge-email ga jelas gitu ke gue.From Sidharta yang ga kenal Julia,Sidharta Gautama
NB: minta nomor lo!
No comments:
Post a Comment
What do you think about my post?