Saturday, 30 August 2014
Friendship
Barusan baca tulisan di display picture BBM teman SMK. Pesannya dalam sekali, guys. Kalau pesannya dijabarin, beginilah kira-kira:
Dulu ada masa-masanya kita punya teman-teman dekat, baik itu masa SMP atau SMA (atau bahkan teman kuliah/kerja/dll). Merekalah tempat kita berbagi suka dan duka. Ketawa ngakak bareng mereka, curhat sedih bareng mereka, pulang sekolah rame-rame bareng mereka, alay-alayan bareng mereka, pokoknya kita hampir selalu bareng dan udah ngerasa kayak 'tak-terpisahkan' lah pokoknya mah. Ya, kita kira kita tidak akan terpisahkan. Nah, ternyata kehidupan itu terus berlanjut, kawan. Setelah lulus SMP, tidak jarang persahabatan diuji dengan perpisahan, karena tidak semua teman kita masuk ke SMA yang sama dengan kita. Mereka bakal dapat teman baru, begitu pula dengan kita. Sama halnya dengan yang lulus SMA. Setelah berpisah dengan teman-teman seperjuangan di tingkat menengah akhir dan mendapat pengalaman baru di dunia perkuliahan (atau malah ada yang langsung ke dunia kerja), kita akan mendapat teman baru lagi, mereka, sahabat-sahabat kita semasa SMA juga akan punya teman baru.
Yang tadinya dekat bangeeet, karena adanya 'perpisahan' itu, kita tidak jarang jadi agak enggan untuk hanya sekadar menyapa mereka. Takut mereka lagi sibuk lah, atau bahkan mungkin ada pikiran ekstrim yaitu mereka sudah menemukan pertemanan yang lebih mengasyikan dibanding yang pernah dimilikinya dengan kita. Kadang itu bikin sedih, ya nggak. Pokoknya kita jadi serba nggak enak sama mereka. Padahal dulu kalau mau ngobrol ya tinggal ngobrol, mau ngemention ya tinggal ngemention, mau nelepon ya tinggal nelepon, mau ngasih komentar foto di FB ya tinggal komen, dan masih banyak 'ya tinggal ya tinggal' yang lainnya. Semuanya seolah berubah. Siapa yang berubah? Mereka? Atau kita sendiri pun berubah tapi tidak menyadarinya?
Terus, kalau udah begini siapa yang harus disalahkan? Ya kita sebenarnya nggak bisa menyalahkan siapa-siapa. Karena mungkin memang harus begitulah jalannya. Karena memang 'masa-masa itu' sudah habis. Kita terus bertambah umur, bertambah pengalaman, dan mudah-mudahan bertambah matang (baca: dewasa) dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. 'Perpisahan' itu mengajarkan banyak hal. Dengan adanya perpisahan, kita tahu dunia itu luas, karakter manusia itu beragam, kita tidak bisa memilih bertemu manusia yang cocok dengan keinginan kita saja, karena pada hakikatnya 'semua sudah diatur', semua sudah ada takdirnya masing-masing.
Manusiawi kok kalau kita merasa kecewa, tidak nyaman, atau perasaan negatif lainnya dengan sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengambil alih kendali diri kita atas hawa nafsu, amarah, dan perasaan negatif lain yang merupakan godaan setan. Ingat saja satu hal, bahwa Tuhan itu maha baik, titik. Nah, hubungannya dengan teman-teman yang satu persatu mulai 'hilang' itu apa? Berpikir positif saja. Doakan yang terbaik untuk mereka.
Oleh karena semuanya hanyalah pertemuan singkat, alangkah baiknya jika kita selalu meninggalkan kenangan baik dengan mereka. Kenangan baik bisa berupa apa saja, yang penting menggambarkan keakraban kita dengan mereka. Agar suatu hari nanti ketika bertemu kembali, kita bisa membicarakan kenangan-kenangan itu sambil menertawakan kekonyolan masa lalu kita. Kalaupun ada kenangan buruk, semoga kita sudah semakin dewasa dan bisa saling memaafkan kesalahan masa lalu teman kita itu.
Saya pun masih belajar mendewasakan diri. Masih agak sulit bagi saya untuk tidak merasa kecewa terhadap hal kurang menyenangkan yang terjadi pada saya, termasuk yang ada kaitannya dengan hubungan pertemanan. Maka dari itu, saya juga ingin minta maaf kepada teman-teman yang pernah merasa kecewa terhadap saya. Saya harap kenangan baik kita tidak hilang begitu saja ditelan kenangan buruk yang mungkin tidak sengaja muncul di tengah-tengah kita. Terakhir, saya mengutip perkataan yang ada di DP BBM teman saya itu, "Sukses lah bro, see you on top :)".
Labels:
Curhat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
What do you think about my post?