Sunday, 20 April 2014

Horor Oh Horor

Nggak tau kenapa, tiba-tiba barusan saya masukin kalimat ini di kolom pencarian Google: "mengapa saya takut hantu". Dari hasil pencarian Google saya menemukan banyaaaaaaak artikel mengenai itu, tapi yang saya baca hanya beberapa, hehe.

Entah sejak kapan, saya tuh parno banget sama hal-hal horor(baca:hantu). Saya benci ngeliat wujud buruk mereka di film-film, saya benci baca apa yang mereka lakukan di novel-novel, saya benci kalimat-kalimat yang bisa bikin saya merinding, pokoknya saya benci semua hal tentang mereka.

Saya sadar betul faktor utama yang bikin saya merasa takut seperti ini adalah imajinasi saya yang tinggi. Itulah alasannya saya penggemar berat novel/film fantasi dan science fiction. Dalam pikiran saya, mereka bakal nakut-nakutin saya dengan wujud buruknya, mereka bakal ngeganggu saya, dll, padahal sampai detik ini belum pernah saya mengalami kejadian seperti yang ada dalam imajinasi saya itu.

Sebelumnya saya pernah searching juga, gimana cara mengatasi ketakutan akan hantu. Cukup manjur, tapi hanya sementara. Buktinya hari ini saya merasa takut lagi -_-. Beberapa sarannya itu di antaranya: mendekatkan diri kepada Allah, percaya bahwa Allah selalu mengawasi kita, percaya bahwa mereka tidak bisa menyakiti kita, dll. Oke, itu mudah untuk ditulis dan dibaca. Saya sendiri merasa bersalah, karena walaupun saya sudah berusaha melakukan saran-saran tersebut, saya masih tetap takut. Apa mungkin ini saya mempercayai-Nya setengah-setengah? Naudzubillah...

Sampai sekarang saya masih nggak tahan ngeliat setting-setting film bernuansa horor, misalnya begini: di tengah hutan, ada daun-daun kering, ada rumah tua, dan iringan musik horor yang sangat menjengkelkan, ditambah dengan gaya pengambilan gambar yang khas film horor. Setting film seperti ini cukup ngebikin saya memejamkan mata dan menutup kedua telinga saya. Well, sebenarnya saya belum pernah nonton film seperti ini. Idih, ogaaah... nggak mau... itu yang saya misalkan tadi hanya bagian dari imajinasi saya aja. Lagian nih ya, jangankan filmnya, iklan yang tayang nggak nyampe semenit di tv aja udah bikin saya kabur dari depan tv, jadi I'd say NO for a million times untuk nonton film bergenre ini. NO WAY.

Dan memang benar, salah satu saran yang saya baca adalah jangan sering-sering nonton film horor. Mungkin itulah alasannya saya masih berani ke kamar mandi sendirian tengah malam, karena saya emang nggak pernah nonton film horor. Tapi kadang imajinasi-imajinasi saya sendiri yang mengganggu saya.

Oh iya, bebapa hari terakhir ini saya lagi nonton drama Korea bergenre supranatural, judulnya Master's Sun. Di drama ini ada horor-horornya gituu, diliatin wujud mereka. Tapi fokus utama ceritanya nggak cuma di horornya, ada kisah romance comedy nya juga. Nah, dari drama ini sebenarnya saya udah bikin sedikit peningkatan. Saya berani ngeliat wajah-wajah buruk mereka di drama ini, nggak semuanya buruk sih, malah ada yang cantik, dan yang wujudnya buruk banget tetep aja saya nggak berani liat, HAHA, walaupun awal-awalnya harus ngerasain jantung berdebar-debar dulu, lebay kan, tapi ini emang benar-benar terjadi -_-. Anyway, thanks, Master's Sun! :-D

Jadi, poinnya saya nulis ini untuk apa??? Untuk curhat aja sih... ngelepas unek-unek, hehe. Oke deh, besok Senin kan? Selamat beraktivitas semuanya, sambut Senin kita dengan senyuman tiga jari! :-D

Thursday, 17 April 2014

Indonesia, I Love You

Indonesia terkenal dengan keberagaman etnis dan budaya warga negaranya, termasuk agama. Besok, tanggal 18 April 2014, merupakan salah satu hari libur nasional keagamaan, yaitu untuk menghormati penganut agama Kristen merayakan hari Paskah. Saya rasa pemerintah Indonesia cukup bijaksana menetapkan beberapa kali hari libur nasional dalam rangka peringatan hari raya keagamaan. Ini artinya undang-undang mengenai kebebasan memeluk agama benar-benar didukung oleh realisasi nyata pemerintah melalui penetapan hari-hari libur nasional keagamaan setiap tahunnya.

Saya punya teman online, dia orang China yang bekerja di perusahaan Indonesia di Jakarta. Dia bertanya pada saya, apakah besok saya tidak pergi kuliah. Saya jawab, tidak karena besok hari Paskah. Dia lalu bilang bahwa besok semua kolega di kantornya juga tidak perlu kerja. Saya jawab, tentu saja, besok hari libur nasional, semua akan libur. Kemudian saya bertanya, bagaimana dengan di China, apakah besok juga libur. Jawabannya agak mengejutkan saya. Dia bilang, di China tidak ada hari libur keagamaan karena mayoritas penduduknya tidak beragama.

Well, saya memang tahu fakta ini, bahwa kebanyakan orang China memang tidak beragama, tapi, bagaimana dengan mereka yang beragama? Dia hanya bilang 'mayoritas', artinya masih ada yang tersisa yang memeluk agama. Bagaimana bila orang yang beragama itu ingin merayakan hari rayanya? Tapi kenyataannya tidak ada kebijakan nasional mengenai itu di China. Ini menurut teman saya itu, saya belum searching lagi, terlalu malas *jangan ditiru.

Sejelek-jeleknya negara Indonesia, saya masih bersyukur saya tinggal di sini. Secara etika dan nilai-nilai, saya lebih suka kebiasaan baik di sini. Kebetulan saya beragama Islam, dan saya sangat menghargai pengawasan-pengawasan pemerintah terhadap perilaku yang menyimpang dari ajaran agama. Walaupun mungkin masih banyak cacat di sana-sini, saya masih tetap lebih menghargai kebijakan di Indonesia di banding negara-negara luar yang saya tahu.

The more I grow up and get to know other countries' culture, the more I love living in this country. Indonesia, I love you.