Si sales sangat semangat
Selang berapa lama setelah itu, saya ditelepon oleh CS (Customer Service) BNI, mengonfirmasi data pribadi saya terkait pendaftaran kartu kredit. Sekali lagi saya memastikan kepada pihak BNI tersebut, apakah BENAR-BENAR TIDAK ADA BIAYA JIKA KARTU KREDIT TIDAK DIGUNAKAN. Dan CS itu menjawab, IYA, TIDAK ADA BIAYA JIKA KARTU KREDIT TIDAK DIGUNAKAN. Saya pastikan itu berkali-kali, dan dijawab pula berkali-kali oleh CS itu bahwa tidak ada biaya. Baiklah, saya iyakan saja, biar cepat selesai urusan ini.
Tidak lama, sampailah kartu kredit itu ke kantor saya. Dusta si sales yang pertama: TIDAK ADA LAMBANG INSTANSI yang dijanjikan, sebagai tanda bahwa itu adalah kartu kredit korporat. Melihat itu, saya ragu untuk mengaktifkannya. Akhirnya kartu kredit tersebut TIDAK PERNAH SAYA AKTIFKAN. Berkali-kali pihak BNI menelepon saya untuk katanya mau membantu mengaktifkan. Tapi selalu gagal, karena saya selalu lupa membawa kartu tersebut. Saya kira tidak akan ada masalah karena selama saya tidak mengaktifkan dan menggunakan kartu tersebut, saya tidak akan dapat tagihan apapun dari BNI.
Kenyataannya berbeda, hari ini, 02 Agustus 2017, saya mendapat Lembar Penagihan Kartu Kredit BNI. Di sana tertera ADA BIAYA YANG HARUS DILUNASI, nominalnya Rp 240.000. Dusta yang kedua dari sales kartu kredit BNI dan CS yang melayani saya tempo lalu.
Pesan dari tulisan ini, jangan 100% percaya kepada sales kartu kredit, karena mungkin saja mereka ditarget untuk mendapatkan jumlah pelanggan sesuai yang ditentukan atasannya, sehingga digunakanlah kalimat manis apapun untuk membujuk calon pelanggan, termasuk berdusta tentang biaya 0%. Perbankan dan orang-orangnya memang pintar bersenda gurau (baca: